Teknik-Teknik Supervisi Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan, tidak terlepas dengan supervisi yang
selalu mengacu kepada kegiatan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Supervisi
pendidikan adalah suatu usaha dalam memipin guru-guru dan petugas-petugas
lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran.
Tugas utama supervisor adalah memantau dan membina pendidik
dalam melaksanakan kegiatan mengajar.Dalam melaksanakan tugasnya tersebut
supervisor membutuhkan teknik-teknik supervisi yang tepat dan sesuai dengan
permasalahan.Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun
individual.Berdasarkan pemikiran tersebut, maka fokus bagian ini adalah
membahas teknik-teknik supervisi yang bersifat kelompok.
Kepala sekolah sebagai
supervisor dalam usaha meningkatkan program sekolah, dapat menggunakan berbagai
teknik atau metode supervisi pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai.
Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan
supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Setiap pelaksanaan
program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise dan supervisor
bertanggung jawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien dalam program
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari
latar belakang masalah-masalah tersebut diatas,maka dapat dirumuskan masalah
yaitu :
a. Apakah
Pengertian Teknik Supervisi Kelompok?
b. Apa
saja teknik-teknik supervisi kelompok?
1.3 Tujuan
Bertitik
tolak dari rumusan masalah diatas,maka tujuan pembahasan dari makalah ini
adalah : untuk mengetahui teknik-teknik supervise kelompok.
a. Untuk
mengetahui pengertian teknik supervisi.
b. Untuk
mengetahui teknik-teknik supervisi kelompok
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran umum tentang supervisi
kelompok
Pertama, tentang
pengertian supervisi kelompok.Teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan
terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor. Sejumlah guru pada
umumnya memiliki kualifikasi relatif sama mendapat bimbingan oleh sesorang
supervisor atau beberapa supervisor yang biasanya memiliki spesialisasi yang
berbeda. Masing-masing supervisor ini memberikan materi atau membahas sesuatu
yang berbeda-beda, yang semuanya bertalian satu dengan yang lain. Atau daoat
juga suatu topik tertentu sebagai materi yang dibahas ditinjau dari berbagai
sudt pandang oleh masing-masing supervisor itu.
Kedua, alasan
munculnya teknik supervisi kelompok. Munculnya supervisi kelompok tidak dipicu
oleh supervisi individual yang kurang efisien dibandingkan dengan supervisi
kelompok, melainkan lebih disebabkan oleh kebutuhan, yaitu kebutuan membina
seorang guru secara bersama karena memiliki kebutuhan yang relatif sama. Dalam
dunia pendidikan, efisiensi selalu dinomorduakan dari keevektifan. Yang dikejar
oleh dunia pendidikan adalah keevektifan, efektif dalam proses dan hasil.
Ketiga, kapan
supervisi kelompok ini dibutuhkan.supervisi kelompok ini dibutuhkan kalau
sekelompok guru membutuhkan sesuatu yang sama pada waktu yang sama. Guru-guru
yang mempunyai kebutuhan sama ini lalu dikumpulkan untuk disupervisi. Contoh;
sekelompok guru muda atau junior yang memegang mata pelajaran matematika
misalnya, tidak paham akan kemunculan rumus tertentu dan tidak tahu pula
bagaimana menerapkannya, akan meminta bantuan supervisor bidang studi
matematika untuk menunjukkan dan membahas kesulitan guru ini.
Keempat, proses
supervisi. Suatu supervisi kelompok akan terjadi atau diadakan kalau ada
beberapa guru memiliki kepentingan yang sama, yang tidak dapat mereka
realisasi. Atau pengelola sekolah dan atau kepala kantor pendidikan memandang
perlu meningkatkan kinerja guru dalam unsur tertentu untuk kepentingan kemajuan
pendidikan. Sebelum keinginan ini diwujudkan, disiapkan dulu supervisor yang
akan menangani. Banyak supervisor yang disiapkan bisa seorang juga lebih dari
satu orang. Hal itu bergantung kepada macam materi yang akan dibahas dalam
supervisi itu.
Proses supervisi dimulai dengan memberi pengantar tetang
maksud pertemuan dan kemudian diikuti oleh uraian singkat tentang hal yang akan
dibahas atau kasus tertentu yang akan menjadi bahan pembicaraan. Selesai
memberikan pengantar, uraian singkat, atau menginformasikan kasus ini, Tanya
jawab dimulai.
Kelima, hasil
supervisi.Diskusi kelompok tadi kalau sudah ada wujud gambaran yang agak jelas,
lalu diringkas dan disimpulkan bersama.Ringkasan dan simpulan diskusi inilah
yang merupakan hasil supervisi yang menjadi milik bersama oleh para pengikut
supervisi.Apa yang mula-mula tidak dipahami, bahkan mungkin tidak diketahui
sama sekali, kini mulai diketahui dan dipahami. Para pengikut supervisi dengan
membawa hasil yang mereka harapkan sudah merasa puas dan bisa kembali ke tempat
kerjanya masing-masing.Begitu halnya dengan supervisor setelah menunaikan tugas
pulang ke tempat kerja mereka masing-masing supervisi selesai dan ditutup.
Teknik supervisi kelompok ini ada beberapa jenis yaitu; (1) rapat guru; (2)
supervisi sebaya; (3) diskusi; (4) demonstrasi; (5) pertemuan ilmiah; (6)
kunjungan ke sekolah lain.
2.2 Pengertian Supervisi kelompok
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah
guru-guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu
meningkatkan situasi pembelajaran.Salah satunya adalah teknik supervisi
kelompok.Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya Konsep Dasar & teknik
Supervisi Pendidikan dijelaskan bahwa teknik supervisi kelompok adalah
teknik-teknik yang digunakan dan dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
Menurut Made Pidarta dalam buku Supervisi Pendidikan
kontekstual dijelaskan bahwa teknik supervisi kelompok adalah suatu
pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor.Dalam
supervisi kelompok ini dihidangkan suatu materi atau sekelompok materi kepada
sekelompok guru yang mengikuti supervisi.Materi tersebut diterima bersama,
dibahas bersama, dan disimpulkan bersama.Semua dilakukan di bawah asuhan
supervisor, jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dibina sejumlah
guru.
Jadi teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan
terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor, yang dilaksanakan
bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
2.3 Teknik-teknik Supervisi
Teknik supervisi kelompok dibagi menjadi beberapa jenis
diantaranya adalah, rapat guru, supervisi sebaya, diskusi, demonstrasi,
pertemuan ilmiah, dan kunjungan ke sekolah lain.
A.
Teknik
Supervisi Rapat Guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi
kelompok melalui suatu pertemuan guru yang dilakukan untuk membicarakan proses
pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. Rapat guru yang
dipimpin oleh supervisor akan menghasilkan guru yang baik jika direncanakan
dengan baik, dilaksanakan sesuai rencana, dan ditindaklanjuti sesuai dengan
kesepakatan yang telah dicapai dalam rapat.
Tiap sekolah bisa mengadakan rapat
guru untuk membicarakan segala sesuatu yang bertalian dengan pendidikan
sekolah.Rapat itu diikuti oleh semua guru yang dipimpin oleh kepala sekolah,
misalnya membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan
kurikulum, rapat untuk meningkatkan kemampuan lulusan, termasuk meningkatkan outcome,
dan juga untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Tujuan teknik supervisi rapat guru
ini adalah, terutama untuk menyampaikan informasi baru yang bertalian dengan
pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dialami guru-guru, dan cara-cara
mengatasi kesulitan itu secara bersama dengan semua guru disekolah sehingga
bisa memakai waktu secara efisien. Tetapi kalau sebagian guru saja yang
mendapat kesulitan, misalnya guru-guru kesenian, maka yang diajak berbicara
dalam proses supervisi ini hanyalah kelompok guru kesenian saja.
Ciri-ciriTeknik supervisi rapat guru sebagai berikut :
1.
Diberikan kepada sejumlah guru
2.
Pada umumnya bertempat diruang guru
atau diruang serbaguna di sekolah bersangkutan.
3.
Waktu mengadakan supervisi bisa
secara berkala dan dapat juga secara incidental, atau kedua-duanya secara
bergantian bergantung kepada kebutuhan.
4.
Dipimpin oleh kepala sekolah di
sekolah itu dengan posisi sebagai supervisor.
5.
Sebagian besar proses melalui
diskusi, sesudah kepala sekolahmenjelaskan atau memberikan informasi bertalian
dengan materi yang akan dibahas.
6.
Proses supervisi diakhiri dengan simpulan
yang disepakati bersama.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh
supervisi rapat guru ialah:
1.
Dimulai dengan adanya informasi yang
berkaitan dengan pembelajaran, misalnya konsep pembelajaran KTSP, konsep
pembelajaran konstruktifis, upaya memajukan kerja sama dengan orangtua siswa
dalam membantu siswa belajar di rumah, dan sebagainya.
2.
Supervisor berpendapat informasi itu
perlu disampaikan dan dipecahkan bersama oleh semua guru, atau sebagian guru.
3.
Supervisor lalu membuat undangan
untuk mengadakan rapat guru.
4.
Pada hari dan waktu yang telah
ditentukan rapat dimulai, berarti supervisi sudah berlangsung.
5.
Kalau ingin informasi itu hanya
sebagai pemberitahuan atau petunjuk cara-cara melakukan sesuatu, maka supervisi
dimulai dengan penjelasan tentang supervisi itu, kemudian diikuti dengan tanya
jawab. Sampai di sini supervisi sudah selesai.
6.
Tetapi kalau informasi itu merupakan
masalah yang perlu dipecahkan bersama maka setelah supervisor mengutarakan
informasi itu, lalu diikuti dengan diskusi, pendapat-pendapat, dan perdebatan-perdebatan
oleh semua peserta sampai masalah dapat dipecahkan. Supervisi ini diakhiri
dengan simpulan sebagai kesepakatan bersama.
7.
Pada umumnya supervisi yang
menyangkut masalah diikuti oleh tindak lanjut, yaitu mengaplikasikan konsep
pemecahan masalah tadi.
B. Teknik Supervisi Sebaya
Teknik supervisi sebaya disebut juga
studi kelompok antar guru yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah
guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti PAI, MIPA, Bahasa,
IPS dan sebagainya. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan
dan disepakati terlebih dahulu. Pokok bahasan yang telah ditentukan tersebut
diperinci dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan pokok yang telah
disusun secara teratur.
Pertemuan dalam suatu rapat antara
guru senior dengan sejumlah guru junior, kebanyakan sifatnya sebagai supervisi
atau dapat disebut supervisi. Sebab masalah atau hal-hal yang dibicarakan dalam
pertemuan semacam itu adalah kebanyakan tentang materi pelajaran, cara
membimbing siswa belajar tentang materi pelajaran itu, cara membimbing siswa
belajar tentang materi itu, dan evaluasinya. Keahlian guru senior yang
mensupervisi dan guru-guru yang disupervisi kebanyakan sama. Mereka memegang
mata pelajaran yang sama jadi pola piker mereka sudah sama, tata kerja juga
sama, hanya berbeda dalam pengalaman dan kedalaman pemahaman tentang materi dan
proses pembelajarannya.Itu pula sebabnya, mengapa pertemuan mereka dapat
dikatakan supervisi.Karena mereka sama-sama guru, walaupun yang satu senior dan
yang lain junir, pertemuan ini disebut pertemuan sebaya, alias supervisi
sebaya.
Peserta supervisi sebaya ada kalanya
berjumlah kecil ada kalanya berjumlah besar. Berjumlah kecil kalau supervisi
itu diadakan di sekolah oleh seorang guru senior terhadap guru junior yang
memegang mata pelajaran yang sama. Sedangkan jumlah peserta akan menjadi besar
manakala supervisi itu diadakan di luar sekolah dan diikuti oleh guru-guru mata
pelajaran yang sama dari beberapa sekolah.
Tujuan supervisi ini adalah untuk
memberi kemudahan bagi guru-guru untuk mendapatkan bantuan pemecahan masalah.
Disamping itu juga untuk bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru mata
pelajaran, walaupun yang satu pihak senior dan satu pihak junior, tidaklah
sesulit atau tidak perlu sangat berhati-hati seperti halnya dengan berbicara
pada supervisor yang sesungguhnya. Karena pembicaraan menjadi akrab dengan
sesame guru lebih mudah mendapatkan pemahaman dibandingkan dengan berdiskusi
dengan supervisor.
Ciri-ciri teknik supervisi sebaya ini antara lain :
1.
Supervisi bersifat kelompok, yang
diikuti oleh sejumlah guru dan seorang atau beberapa supervisor.
2.
Yang bertindak sebagai supervisor
adalah guru senior atau semi supervisor.
3.
Spesialisasi guru yang disupervisi
dan supervisor pada umumnya sama, sebab itu hal-hal yang dibahas dalam proses
supervisi adalah yang bertalaian dengan spesialisasi mereka.
4.
Tempat melakukan supervisi tidak
didalam ruangan kelas ketika guru sedang mengajar, melainkan di suatu ruangan tertentu,
bisa di sekolah dan bisa jga diluar sekolah.
5.
Waktu mengadakan supervisi bisa
incidental dan juga berkala, bergantung kepada kebutuhan. Kalau ada sekelompok
guru punya kebutuhan mendadak maka terjadilah supervisi secara insidental
tetapi kalau pertemuan antara guru-guru guru-guru junior dengan guru atau
beberapa guru senior terorganisasi, perkumpulan guru sebidang studi misalnya maka
supervisi biasanya dilakukan secara berkala.
6.
Proses supervisi sebagian besar
dalam bentuk diskusi multiarah, saling menyambung antara para peserta baik yang
disupervisi maupun yang mensupervisi, sesuai dengan kebutuhan mereka untuk
mengeluarkan pendapat.
7.
Supervisi diakhiri dengan suatu
kesimpulan yang disepakati bersama.
8.
Tindak lanjut supervisi diadakan
kalau peserta memerlukannya.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik supervisi ini
adalah:
1. Mula-mula
sekelompok guru yang mempunyai masalah atau organisasi guru bidang studi akan
mengadakan pertemuan berkala.
2. Kelompok
guru yang masalah menghubungi guru senior untuk mengadakan pertemuan, atau
organisasi guru sebidang studi mengedarkan surat undangan untuk bertemu dalam
proses supervisi.
3. Proses
supervisi berlangsung. Terjadi Tanya jawab atau diskusi multi arah.
4. Masalah
yang dibahas untuk mencari jalan keluarnya tidak selalu tunggal dalam tiap
pertemuan masalah itu bisa lebih dari satu. Masing-masing masalah itu secara
berturut-turut didiskusikan bersama.
5. Kalau
pertemuan sudah mendapatkan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah maka pertemuan
pun ditutup. Berarti, supervisi sudah selesai.
6. Kalau
penyelesaian itu membutuhkan tindak lanjut, melaporkan hasil aplikasi konsep
yang baru dibuat misalnya maka tindak lanjut supervisi ini diadakan.
C.
Teknik
supervisi diskusi
Pertemuan-pertemuan yang berwujud
diskusi sering terjadi, baik disekolah maupun diluar sekolah.Diskusi terjadi
pada pelbagi bentuk pertemuan, bisa dalam rapat sekolah, dalam mimbar ilmiah,
dalam laporan penelitian, dalam pertemuan ilmiah, dan pertemuan-pertemuan
lainnya.Materi yang didiskusikanpun bermacam-macam sesuai dengan tema dan
materi yang dibahas.
Pengikut diskusipun bisa berbagai
kalangan.Bisa antar guru, bisa antar pemuda, pemuda dengan orang-orang dewasa,
dewasa dengan orag-orang tua, guru dengan siswa, guru dengan anggota
masyarakat, dan sebagainya.Peserta diskusi itu juga bergantung pada tema
pertemuan, judul diskusi, dan materi yang dibahas.Kalau yang dibahas kurikulum
muatan local misalnya, tentu yang terlibat dalam diskusi itu adalah para guru
dan para tokoh masyarakat di daerah. Begitu pula halnya dengan pembahasan
tentang arah pendidikan masa depan yeng dilibatkan dalam diskusi ini adalah
para guru, para pemuda, dan warga masyarakat.
Diskusi adalah pertukaran pikiran
atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari
alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok
yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri
para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan
tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor
dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami
suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan berusaha mencari
alternatif pemecahan masalah tersebut.
Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi
adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya
sehari-hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.Teknik supervisi
ini diikuti oleh sejumlah guru dan satu atau beberapa supervisor.Namun,
diharapkan yang terlibat dalam diskusi adalah para guru.di dalam setiap
diskusi, supervisor diharapkan atau kepala sekolah dapat memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat, ataupun saran-saran yang diperlukan.
Ciri-ciri teknik supervisi diskusi :
1.
Supervisi bersifat kelompok, yaitu
sejumlah guru dan satu atau beberapa supervisor.
2.
Tempat supervisi bisa di sekolah dan
bisa juga diluar sekolah.
3.
Guru yang disupervisi tidak dalam
keadaan mengajar dalam kelas atau membimbing para siswa belajar.
4.
Waktu melaksanakan supervisi bisa
mendadak kalau supervisor dan atau guru menghendaki, atau waktu sudah
direncanakan sejak awal.
5.
Materi yang didiskusikan adalah
masalah-masalah yang bertalian dengan upaya meningkatkan profesi guru, mencakup
proses pembelajaran, kepribadian dan dedifikasi guru, belajar seumur hidup,
study lanjut, hubungan dengan masyarakat, memanfaatkan objek-objek di
masyarakat untuk kepentingan pembelajaran, dan sejenisnya.
6.
Proses supervisi didominasi oleh
diskusi multiarah dari para peserta baik yang disupervisi maupun supervisor.
Namun diharapkan guru-guru lebih banyak aktif dibandingkan dengan supervisor.
7.
Diskusi beakhir setelah para peserta
menemukan jalan keluar sebagai jawaban terhadap masalah yang dibahas. Berarti
supervisi telah selesai.
8.
Tindak lanjut diadakan manakala para
guru yang menjadi peserta supervisi sepakat untuk menindak lanjuti hasil
supervisi itu.
Langkah-langkah teknik supervisi ini adalah:
1.
Proses
supervisi dimulai dengan ada suatu permasalahan yang bertalian dengan upaya
meningkatkan profesi guru.
2.
Masalah
atau sejumlah masalah di atas bisa terjadi pada guru dan bisa juga ditangkap
oleh supervisor.
3.
Inisiatif
mengadakan pertemuan atau diskusi muncul, bisa dari guru dan bisa juga dari
supervisor.
4.
Undangan
dibuat untuk para peserta, tetapi kalau supervisi mendadak sebab membutuhkan
penyelesaian masalah dengan segera, tidak dibutuhkan undangan resmi,
pemberitahuan cukup secara lisan.
5.
Proses
supervisi terjadi. Para peserta, yaitu guru-guru dan supervisor atau para
supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor
berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor mengemukakan
informasi yang diterimanya. Wujud diskusi tidak selalu stabil, tetapi dapat
dinamis, berdebat, memperthankan pendapat, mengemukakan argumentasi, dan
sebagainya. Yang perlu dijaga adalah berdebat secara ilmiah berdasarkan data
dan hati tetap dingin.
6.
Perdebatan
atau diskusi berhenti setelah peserta menemukan jalan keluar
permasalahan-permasalahan yang dibahas. Jalan keluar ini harus disepakati
bersama oleh peserta. Ini berarti supervisi sudah selesai.
7.
Tindak
lanjut diadakan kalau para peserta menghendakinya.
D. Teknik
Supervisi Demonstrasi
Pemakaian kata
demonstrasi pada teknik supervisi demonstrasi berbeda dengan wujud dan tujuan
demonstrasi.Kalau demonstrasi sebagian besar berwujud hura-hura, maka
demonstrasi yang ini berlangsung secara tertib, tenang, dan penuh
perhatian.Begitu pula dengan tujuannya, demonstrasi yang pertama bermaksud
menuntut hak atau kedilan, tetapi demonstrasi kedua ini bertujan
memperkenalkan, menjelaskan, mengoperasikan sesuatu, demonstrasi yang kedua ini
terjadi di kalangan guru-guru dengan para supervisornya.
Proses
supervisi demonstrasi ini sebagian besar dalam bentuk demonstrasi, atau inti
teknik supervisi ini adalah demonstrasi. Supervisor mendemonstrasikan sesuatu
dalam rangka menjelaskan Sesuatu itu kepada guru.Untuk hal-hal tertentu seperti
mengoprasikan LDC misalnya, tidak cukup hanya supervisor saja yang
berdemonstrasi, atau boleh mencoba mengoprasikan LDC itu. Demonstrasi yang
dilakukan oleh peserta supervisi ini bertujan agar guru-guru itu tidak hanya
paham akan tujuan pemakaian alat-alat itu, melainkan juga dapat atau terampil
dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Teknik
supervisi ini memakai bentuk demonstrasi sebagaicara utama untuk menanamkan
sesuatu kepada para guru sebagai peserta supervisi. Tujuan utama teknik ini
adalah agar para peserta terampil dalam melaksanakan sesuatu. Keterampilan ini
didapat berkat penjelasan-penjelasan supervisor yang konkret, sebab ia memakai
alat peraga, yaitu instrument yang dipakai berdemonstrasi.
Ciri-ciri teknik supervisi
demonstrasi
1.
Bersifat
supervisi kelompok, yaitu sejumlah guru disupervisi oleh seorang atau beberapa
supervisor.
2.
Tujuan
utama adalah memberikan keterampilan disamping pemahaman akan sesuatu.
3.
Proses
supervisi sebagian besar dengan cara mendemonstrasikan sesuatu di depan para
peserta, para guru diberi juga kesempatan melakukan demonstrasi seperti itu.
4.
Tempat
supervisi dapat di sekolah dan dapat juga di lembaga-lembaga yang lain.
5.
Pada
umunya tidak ada tindak lanjut, kecuali kalau peserta menginginkan.
Langkah-langkah teknik
supervisi demonstrasi :
1.
Mula-mula
ada hal baru dalam profesi guru yang ingin dipahami oleh para guru atau ingin
disampaikan oleh supervisor.
2.
Kalau
hal baru itu banyak, maka dipilih satu atau beberapa yang lebih penting
didahulukan. Banyaknya hal yang akan dibahas bergantung pada tersedianya
instrument atau alat yang akan dipakai berdemonstrasi dan jumlah supervisor
yang bersedia dilibatkan.
3.
Tempat
ditentukan di sekolah atau lembaga lain. Kalau mendemonstrasikan teropong
bintang misalnya, untuk memajukan profesi guru tentang pengajaran perbintangan,
tentu tidak dapat dilakukan disekolah.
4.
Surat
undangan dikirim kepada guru-guru yang diikutsertakan.
5.
Pada
waktu yang telah ditentukan proses supervisi dimulai. Supervisor mulai
menjelaskan alat-alat yang dipakai berdemonstrai satu persatu tentang nama dan
fungsinya masing-masing. Alat-alat itu lalu dioprasikan oleh supervisor.
Setelah itu para peserta diberi kesempatan menanyakan segala sesuatu yang
bertalian dengan demonstrasi itu. Selesai bertanya dan para peserta merasa
sudah paham akan hal yang dikerjakan tadi, supervisor memberi kesempatan kepada
beberapa guru untuk mengoprasikan alat-alat tersebut.
6.
Pada
umumnya teknik supervisi ini tidak membutuhkan tindak lanjut, kecuali kalau
para peserta menginginkan.
E. Teknik
Supervisi Pertemuan Ilmiah
Pertemuan
ilmuah adalah pertemuan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang membahas
hal-hal yang sifatnya ilmiah.Pertemuan ilmiah dibedakan dengan pertemuan biasa,
seperti rapat kenaikan kelas, rapat persiapan pariwisata, rapat semesteran, dan
sebagainya.Serta pertemuan-pertemuan diluar pendidikan karena materi dan sifat
pembahasannya.
Bertalian
dengan beda pertemuan biasa dengan pertemuan ilmiah, juga menyangkut para
peserta pertemuan dalam pertemuan biasa pesertanya adalah masyarakat biasa atau
para pegawai, tetapi pertemuan ilmiah diikuti oleh orang-orang yang sudah
professional. Di Indonesia, orang dapat dikatakan professional paling sedikit
sudah punya predikat sarjana. Jadi yang boleh ikut dalam pertemuan ilmiah
adalah sarjana, magister, dan doctor.Orang-orang yang sedang studi untuk mendapatkan
predikat professional, juga sering terlibat dalam pertemuan ilmiah ini, dalam
rangka mengembangkan diri menjadi ahli.Namun pendapatnya belum diperhitungkan
sebagai pendapat ilmiah.
Cara
berdiskusi dalam pertemuan ilmiah ini juga tidak sama dengan cara bediskusi
pada pertemuan biasa. Dalam pertemuan biasa masalah dilontarkan kemudian
diikuti oleh diskusi, endapat, komentar, persetujuan atau ketidaksetujuan
dikemukakan, yang dapat mengarah pada suasana panas, emosi dan bahkan pernah
terjadi saling memukul diantara para peserta.Sebaliknya dalam diskusi ilmiah
tidak pantas perilaku kasar ditunjukkan.Sesuai dengan namanya diskusi ilmiah
harus dilakukan secara ilmiah dengan sikap dan perilaku ilmiah pula. Sikap dan
prilaku ilmiah adalah mengedepankan prinsip demokrasi, mengakui kelebihan orang
lain, berani menyatakn diri keliru, tidak mudah marah, tidak boleh sakit hati,
tidak boleh bertahan pada pendapat hanya karena harga diri, tidak boleh memborong
pembicaraan, berpikir dinamis tetapi tetap dingin, pembicaraan selalu
didasarkan pada fakta atau data, dan lain sebagainya.
Bahan yang
dibahas dalam supervisi pertemuan ilmiah ini sudah tentu hal-hal yang bertalian
dengan upaya pengembangan profesi guru pada umumnya dan proses pembelajaran
khususnya. Bahan-bahan yang dimaksud antara lain adalah upaya agar para guru
ada kesempatan mendapat tugas belajar atau izin belajar ke tingkat pendidikan
yang lebih tinggi, cara-cara mewujudkan perpustakaan khusus untuk guru, cara
mengembangkan pribadi guru agar dapat mendapat simpati seluruh anggota
masyarakat pendukung sekolah, upaya guru-guru menyesuaikan diri dengan
masyarakat tempat mereka mengajar, upaya agar guru disiplin dalam pemakaian
waktu, dan sebagainya.
Tujuan teknik
supervisi pertemuan ilmiah adalah dimaksudkan untuk mendapatkan infrmasi baru
yang bertalian dengan pengembangan profesi guru dan mencari pemecahan tentang
hal itu kalau ada halangan-halangan yang mengahadang.
Ciri-ciri teknik supervisi pertemuan ilmia :
1.
supervisi
bersifat kelompok , yaitu sekelompok guru disupervisi oleh satu atau beberapa
supervisor.
2.
Tempat
supervisi bisa di sekolah, tetapi kebanyakan di luar sekolah sebab pada umunya
pesertanya banyak.
3.
Waktu
mengadakansupervisi sudah ditentukan sebelumnya.
4.
Peserta
pada umunya dari beberapa sekolah.
5.
Sering
memakai supervisor ekspert dari luar
dunia pendidikan kalau membahas keragaman daerah dengan segala aspeknya. Tetapi
kalau hanya membahas informasi atau masalah-masalah pendidikan maka yang
mensupervisi adalah supervisor pendidikan.
6.
Wujud
supervisi didominasi oleh ceramah, yang dilengkapi dengan diskusi atau Tanya
jawab.
7.
Pada
umunya tidak ada pertemuan tindak lanjut, tetapi pertemuan seperti itu biasanya
ditindaklanjuti di sekolah asal guru masing-masing, yaitu berupa penularan
pengetahuan kepada guru-guru lain yang tidak diutus mengikuti supervisi tadi.
Langkah-langkah proses teknik
supervisi pertemuan ilmiah adalah :
1.
Mula-mula
ada gagasan untuk mengadakan supervisi pertemuan ilmiah. Gagasan itu biasanya
muncul dari supervisor.
2.
Rancangan
supervisi dibuat lengkap dengan materi yang akan dibahas, para guru yang akan
diundang, dan supervisor-supervisor yang akan dilibatkan.
3.
Ada
persiapan pertemuan, bila perlu ada panitia penyelenggara.
4.
Tempat
pertemuan dan waktu serta jadwal pertemuan ditentukan.
5.
Surat
undangan lengkap dengan tujuan, tempat, dan waktu dikirim kepada guru-guru dan
para supervisor.
6.
Proses
supervisi dimulai dengan ceramah-ceramah oleh ahli atau supervisor tetntang
sesuatu yang baru atau cara-cara pemecahan suatu masalah. Ceramah diikuti oleh
Tanya jawab. Bila perlu dibentuk seksi-seksi yang membahas dan mendiskusikan
bagian-bagian dari apa yang diceramahkan. Proses supervisi berakhir dengan
simpulan yang dibuat bersama.
7.
Guru-guru
yang diutus mengikuti supervisi di atas, setelah kembali ke tempatnya
masing-masing pada umunya diminta untuk menyampaikan hal-hal yag didapat dalam
supervisi di atas kepada teman-teman guru yang lain.
F. Teknik
Supervisi Kunjungan ke Sekolah
Guru-guru
maupun guru besama siswa-siswanya adakalanya berkunjung ke sekolah lain dengan
tujuan dan motivasi kunjungan itu berbeda-beda, ada yang hanya ingin mempererat
persahabatan, ada yang ingin mengetahui fasilitas sekolah, ada pula bertujuan
mengadakan pertandingan olahraga, da nada dengan maksud mempertunjjukkan sifat
penyambutannya. Biasanya sekolah yang dikunjungi adalah sekolah yang kaya, yang
mampu mengadakan fasilitas bekerja dan belajar secara lengkap dan modern.
Proses
supervisi dalam teknik kunjungan sekolah ini sebagian besar dalam wujud ceramah
dan mengamati objek-objek yang dikunjungi. Mula-mula diberikan pengantar oleh
tuan rumah atau kepala sekolah atau ketua proyek selaku supervisor. Kemudian
diteruskan dengan ceramah tentang materi kunjungan. Sekolah yang dikunjungi
hamper semuanya merupakan sekolah percobaan, tempat menguji coba konsep
pembaruan pendidikan. Ujicoba yang dimaksud antara lain pelaksanaan MBS yang
berhasil, pendidikan kecerdasan hidup yang sukses, kerjasama sekolah dengan komite
sekolah yang harmonis dan dinamis, pendidikan keterampilan yang bisa
mensejahterahkan guru dan siswa.
Ciri-ciri teknik supervesi kunjungan ke sekolah antara
lain :
1.
Bersifat
supervisi kelompok.
2.
Objek
yang menjadi bahan supervisi adalah proyek ujicoba konsep pendidikan yang baru
atau pengembangan satu atau beberapa aspek pendidikan yang sukses.
3.
Peserta
biasanya berasal dari satu sekolah, tetapi bisa juga guru-guru dari beberapa
sekolah.
4.
Yang
bertindak sebagai supervisor adalah kepala sekolah atau ketua proyek di sekolah
itu.
5.
Proses
supervisi didominasi oleh ceramah dan kunjungan mengamati objek-objek yang
menjadi materi supervisi, yang disertai dengan penjelasan atau Tanya jawab.
6.
Tindak
lanjut supervisi biasanya berupa pertemuan di tempat kerja peserta
masing-masing, yang menceritakan tentang hal-hal yang diperoleh dalam supervisi
tadi. Yang bercerita adalah guru yang baru datang dari tempat supervisi dan
yang mendengarkan atau peserta adalah guru-guru lain di sekolah itu.
Langkah-langkah teknik supervisi
kunjungan ke sekolah antara lain :
1.
Diawali
dengan ada rencana berkunjung ke suatu sekolah yang maju atau sekolah
percobaan.
2.
Sekolah
yang akan dituju ditetapkan.
3.
Waktu
kunjungan juga ditetapkan.
4.
Surat
permohonan diajukan kepada sekolah yang akan dikunjungi. Permohonan ini
biasanya dikabulkan.
5.
Peserta
disurati untuk mengikuti supervisi di sekolah yang akan dikunjungi. Perserta
boleh berangkat sendiri-sendiri dan boleh juga bersama-sama dari lokasi
tertentu.
6.
Proses
supervisi terjadi, dimulai dengan cermah, Tanya jawab, dan diakhiri dengan
pengamatan terhadap objek-objek yang menjadi materi supervisi.
7.
Bagi
supervisi yang menjadi kunjungan semua guru suatu sekolah, tidak perlu ada
tindak lanjut. Tetapi kalau guru yang berkunjung itu merupakan utusan-utusan
dari berbagai sekolah, maka diadakan tindak lanjut di sekolahnya masing-masing.
Tindak lanjut ini berupa pemberian oleh-oleh hasil supervisi dari guru yang
ikut disupervisi kepada teman-teman guru
lain.
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Teknik
supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau
beberapa supervisor.
2.
Tugas utama supervisor adalah
memantau dan membina pendidik dalam melaksanakan kegiatan mengajar. Dalam
melaksanakan tugasnya tersebut supervisor membutuhkan teknik-teknik supervisi
yang tepat dan sesuai dengan permasalahan.
3.
Teknik supervisi kelompok ada
beberapa jenis yaitu ;
a. Rapat guru
b. Supervisi sebaya
c. Diskusi
d. Demonstrasi
e. Pertemuan ilmiah
f. Kunjungan ke sekolah lain
DAFTAR PUSTAKA
Made
Pidarta, 2009, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta
Roy Ibnu
Rojay. http://mooza-alkaz.blogspot.com/2013/01/makalah-supervisi-3.html. Diakses tanggal 27 September 2013 pukul 10:54
Purwanto Ngalim, Ilmu
Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003).
Rifa’i Moh, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1986) Cet. III
Sahertian Piet A., Konsep Dasar
dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008).
Komentar
Posting Komentar